Pengertian Teks Eksplanasi - Struktur, Ciri-ciri, Contoh

Teks eksplanasi adalah salah satu jenis teks dalam pelajaran bahasa. Berikut ini pengertian, ciri-ciri, struktur, dan contoh


Sewaktu sekolah kita dikenalkan dengan beragam jenis teks oleh guru bahasa Indonesia. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang apa itu teks eksplansi, struktur, ciri-ciri, dan contohnya. Yukk simak penjelasan dibawh ini.

Pengertian Teks Explanasi

Teks Explanasi adalah teks yang berisi tentang proses "mengapa" dan "bagaimana" kejadian-kejadian alam, sosial, ilmu pengetahuan, budaya dan lainnya dapat terjadi.

Teks eksplanasi juga bisa diartikan sebagai teks yang menggambarkan atau menjelaskan tentang suatu hal yang terjadi disekitar kita dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan teks eksplanasi untuk memberikan pemahaman dan wawasan kepada pembacanya secara jelas dan dapat dimengerti. Maka dari itu teks ini harus memuat hubungan sebab, akibat, dan proses.

Penertian menurut para ahli:

1. Barwick (2007:50)

Pendapat yang pertama tentang pengertian teks eksplanasi adalah dari Barwick. Barwick mengungkapkan bahwa teks eksplanasi dapat didefinisikan sebagai sebuah teks yang menjelaskan dan mendeskripsikan suatu proses dan alasan dapat terjadi sesuatu di dunia, atau tempat manusia hidup.

2. Kosasih (2014:178)

Selanjutnya, pendapat yang kedua mengenai pengertian teks eksplanasi diungkapkan oleh Kosasih. Kosasih menyebutkan bahwa teks eksplanasi merupakan teks yang memiliki keterkaitan dengan genre pada teks. Teks eksplanasi sendiri dapat diartikan sebagai sebuah teks yang menjelaskan tentang suatu proses atau peristiwa terkait proses, asal usul, atau bisa juga disebut perkembangan dari suatu fenomena atau berupa peristiwa alam, sosial, atau budaya.

3. Restuti (2013:85)

Pendapat yang ketiga tentang pengertian teks eksplanasi yaitu dari Restuti. Restuti mengungkapkan bahwa teks eksplanasi memiliki makna sebagai sebuah teks yang menerangkan atau menjelaskan terkait proses terjadinya peristiwa atau fenomena alam maupun sosial.

4. Mahsun (2013:189)

Pendapat tentang pengertian teks eksplanasi yang terakhir berasal dari Mahsun. Dalam bukunya, Mahsun menjelaskan bahwa teks eksplanasi memiliki struktur yang ditata dan disusun dengan tiga bagian utama. Tiga bagian atau struktur dari teks eksplanasi yaitu meliputi pernyataan umum sebagai pembuka, deretan penjelasan sebagai isi, dan interpretasi sebagai penutup.

Struktur Teks Eksplanasi

1. Identifikasi Fenomena

Di bagian ini, sebuah teks eksplanasi menjelaskan tentang gambaran umum fenomena/peristiwa alam yang akan dibahas. Poinnya bisa mengangkat tentang proses bagaimana fenomena alam tersebut bisa terjadi.

2. Rangkaian Kejadian

Setelah mengetahui secara umum fenomena yang akan dibahas, pada bagian ini dijelaskan tentang penyebab dan akibat yang ditimbulkan dari fenomena tersebut. Kamu bisa melakukan deskripsi dalam beberapa paragraf terkait sebab dan akibatnya. Bagian ini disebut juga dengan deretan penjelas.

3. Interpretasi

Interpretasi dalam teks eksplanasi dapat dikatakan sebagai ulasan atau penarikan kesimpulan. Kamu bisa memberikan tanggapan atau pernyataan terkait fenomena yang diangkat dalam teks tersebut.

Ciri-ciri

Setelah mempelajari pengertian dan struktur teks mari kita pelajari tentang ciri-ciri teks ini. Berikut ini adalah ciri-cirinya:

  • Informasi yang dalam teks eksplanasi dibuat berdasarkan fakta atau kejadian yang sebenarnya.
  • Pembahasan dalam teks eksplanasi adalah tentang suatu fenomena yang bersifat keilmuan atau memiliki keterkaitan dengan suatu ilmu pengetahuan.
  • Penjelasan yang disajikan dalam teks eksplanasi bersifat informatif, sehingga tidak ada maksud untuk memengaruhi pembaca untuk percaya terhadap hal yang dibahas.
  • Penjelasan pada teks eksplanasi juga berfokus pada hal umum atau generik dan tidak ada partisipasi dari manusia. Misalnya saja, seperti tsunami, banjir, gempa bumi, hujan, tanah longsor, angin puting beliung, dan lain sebagainya.

Contoh Teks Eksplanasi

Pelangi

Pelangi merupakan hasil ilusi optik di langit. Secara umum, pelangi muncul di langit karena terjadi sebuah pembiasan cahaya oleh tetes air. Selain muncul di langit, pelangi juga dapat terbentuk dari pembiasan cahaya di medium lain, seperti gelas kaca bening, percikan air laut, dan genangan air. Pelangi juga dapat dilihat di sekitar daerah berkabut, seperti semburan laut atau air terjun.

Pelangi dapat terbentuk ketika terjadi pembiasan cahaya di langit oleh tetes air di atmosfer. Matahari atau sumber cahaya lainnya biasanya berada di belakang seseorang yang melihat pelangi. Gelombang cahaya yang dibiaskan seolah tampak membusur, sedangkan gelombang yang dipantulkan seolah tampak memantul kembali dari permukaan gelombang cahaya lainnya. Pelangi terjadi ketika cahaya yang memasuki tetesan air kemudian dibiaskan. Lalu, dipantulkan oleh tetesan air selanjutnya. Saat cahaya yang dipantulkan ini meninggalkan tetesan pertama, maka akan dibiaskan lagi pada berbagai sudut. Pembiasan dan pembelokkan cahaya yang berulang kali ini menyebabkan munculnya warna-warna pelangi.

Jadi, munculnya pelangi dikarenakan adanya pembiasan cahaya oleh tetesan air. Fenomena munculnya pelangi ini sangat disukai oleh banyak orang, karena fenomena ini termasuk fenomena yang indah dengan munculnya 7 warna berbeda.

Banjir

Mendengar kata banjir memang sudah tidak asing lagi terdengar ditelinga kita. Banjir adalah fenomena alam yang bersumber dari curah hujan dengan intensitas tinggi dan durasi lama pada daerah aliran sungai (DAS). Banjir terjadi karena sebab alam dan tindakan manusia. Penyebab alami banjir adalah erosi dan sedimentasi, curah hujan, pengaruh fisiografi/geofisik sungai, kapasitas sungai, drainase lahan, dan pengaruh air pasang. Penyebab banjir karena tindakan manusia adalah perubahan tata guna lahan, pembuangan sampah, kawasan padat penduduk di sepanjang sungai, dan kerusakan bangunan pengendali banjir.

Penyebab Alami Banjir

Sebagai akibat perubahan tata guna lahan, terjadi erosi sehingga sedimentasi masuk ke sungai dan daya tampung sungai menjadi berkurang. Hujan yang jatuh ke tanah airnya akan menjadi aliran permukaan (run-off) di atas tanah dan sebagian meresap ke dalam tanah, yang tentunya bergantung pada kondisi tanahnya. Ketika suatu kawasan hutan diubah menjadi pemukiman, hutan yang bisa menahan aliran permukaan cukup besar diganti menjadi permukiman dengan resistensi aliran permukaan kecil. Akibatnya ada aliran permukaan tanah menuju sungai dan hal ini berakibat adanya peningkatan debit aliran sungai yang besar.

Penyebab Banjir karena Faktor Sosial

Perubahan tata guna lahan merupakan penyebab utama banjir dibandingkan dengan yang lainnya. Apabila suatu hutan yang berada dalam suatu aliran sungai diubah menjadi permukiman, debit puncak sungai akan meningkat antara 6 sampai 20 kali. Angka 6 dan angka 20 ini bergantung pada jenis hutan dan jenis permukiman. Demikian pula untuk perubahan yang lainnya akan terjadi peningkatan debit puncak yang signifikan. Deforestasi, degradasi lingkungan dan pembangunan kota yang penuh dengan bangunan beton dan jalan-jalan aspal tanpa memperhitungkan drainase, daerah resapan, dan tanpa memperhatikan data intensitas hujan dapat menyebabkan bencana alam banjir.

Pembuangan sampah di DAS membuat sungai tersumbat sampah. Jika air melimpah, air akan keluar dari sungai karena daya tampung saluran berkurang. Kawasan padat penduduk di sepanjang sungai/drainase dapat menjadi penghambat aliran dan daya tampung sungai. Masalah kawasan kumuh dikenal sangat penting sebagai faktor sosial terhadap masalah banjir daerah perkotaan.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.